Wednesday, December 14, 2011

“Sombong” itu Ternyata baik LhO!

Eitt, tunggu dulu..,sebelum berprasangka lebih jauh, sudi kiranya kami jelaskan lebih dulu maksud dari “sombong” di atas. Kami sadar benar bahwa ketika mendengar kata-kata tersebut Anda dan para pembaca lainnya pasti berfikir yang aneh-aneh dari maksud diatas, Demi Allah niat kami tidak seperti itu.

Memang kata sombong identik pada hal-hal yang negatif, sifat sombong identik pada kehancuran, baik di dunia ataupun di akhirat. Bukannya sifat sombong tersebut yang akhirnya membawa iblis dari sebuah kemulyaan menuju kehancuran, bener kan?. Sifat sombong juga lah yang membawa Qorun (karun ; red) ke jurang kenistaan, hingga akhirnya terpuruk pada titik yang paling rendah terbenam bersama hartanya, itu juga benar, pasti. Contoh di atas telah terjadi dan bahkan terus terjadi apabila sombong menjadi pondasi dalam kehidupan seseorang - saya anda dan kita semua- walau anda seorang milyader sekalipun, percaya tidak percaya silahkan buktikan, hehehe.

Sombong memang kalimat yang antagonis (istilah peran jahat di dunia akting). Dan karena kita tidak menyukai hal tersebut marilah kita mencoba menjadikan sombong bermanfaat bagi hidup kita. Hah”, emang bisa?. Ya bisa ajalah, wong kita niatnya bener, orang yang niatnya jelek aja bisa,kenapa kita tidak..,hehehe. Kira-kira seperti ini maksudnya. “sombong” memiliki banyak definisi secara epistimologi dan terminologi. “sombong bisa berarti bangga, narsis, bahkan lupa diri. Namun pada buku ini kami mencoba mengartikan dan menempatkan “sombong” pada level tertentu, yakni me “sombong” kan kesuksesan orang lain. Lho, maksudnya bukan ke diri kita?. Yups, tepat sekali. “ sombong” yang kami maksud di sini adalah membanggakan kesuksesan orang lain. Sekali lagi anda semua pasti merasa bingung. Kami pun begitu. Ya engga’lah, wong kami yang menyajikan masa kami sendiri yang bingung, hehehehe.

Sekarang anda perhatikan maksud kami, semoga anda semua paham dan kita bisa sama-sama “sombong” atas kesuksesan orang lain. Bukankah para orang-orang sukses sebelum kita selalu bercerita tentang kesuksesan orang lain di luar dirinya. Apa betul orang-orang sukses tersebut sedikitpun tidak trinspirasi dari kesuksesan orang lain. Apa sedikit diantara kita yang setia mendengar kisah orang-orang sukses dari orang-orang sukses juga. Bahkan sekelas mas Ippho Santosa, Andrie Wongso, Robert T Kiyosaki dan banyak motivator-motivator lainnya bercerita tentang kesuksesan orang sebelum mereka. Bahkan Al-Quran selalu bercerita tentang kesuksesan rasul dan para sahabat-sahabatnya dalam berdakwah.

Berdasarkan pengalaman ketika banyak membaca serta mendengar kisah orang-orang sukses diatas, kami kemudian menyimpulkan bahwa orang-orang sukses pun selalu me “sombong” kan kesuksesan orang lain. Masih tidak percaya?. Dalam kehidupan kita sehari-hari kita sering mendengar kalimat, “nak coba kamu lihat si amin, sekarang dia sudah diterima di perusahaan gede”, “tuch lihat si anu dia sukses dari penjaja jualan keliling sekarang jadi juragan mie”, “dulunya si Fulan itu tukang bakso, eh sekarang rukonya dimana-mana”, “si bejo dulu sempet bangkrut, tapi karena berani bangkit lagi sekarang jadi deh pengusaha”. Semua itu terkadang di lafadzkan dengan nada tinggi sedikit berapi-api. Sadar ataupun tidak sadar, kalimat-kalimat tersebut selalu keluar dari mulut- mulut sekeliling kita atau bahkan kita sendiri. Sama halnya terhadap teman-teman berprofesi sebagai motivator, “mau ga’ mau suka ga’ suka sedikit banyak pasti mereka ucapkan, ya kalo ga’ gimana dia bisa memotivasi orang-orang kalo tidak dengan cara memberikan bukti kisah orang-orang sukses yang ada selain trik atau tips tertentu yang menjadi nilai tambahnya, betul ga” ? hehehehe.

Memang benar kata bijak dalam agama bahwa seseorang tidak harus bersandar pada kesuksesan orang lain. Menjadi diri sendiri itu lebih baik., yups so pasti!. Namun tidak salah ketika kita menyempatkan waktu kita untuk memberitakan kesuksesan orang yang kita ketahui kepada orang lain. Karena hal tersebut ketika kita lakukan berulang-ulang maka secara tidak sadar bayang kesuksesan orang lain tersebut terbenam dalam akal bawah sadar yang pada akhirnya memberikan motivasi ke orang lain khususnya ke diri sendiri. Ilustrasi idealnya kira-kira begini: Suatu saat ketika seorang teman anda (A) mendapatkan proyek yang kemudian dia membutuhkan seseorang yang bisa menjadi partner kerja dengan spesilalisasi tertentu. Teman tersebut datang kepada anda dengan tawaran kerjasama. Namun dengan berat hati anda menolak tawaran tersebut karena keterbatasan kemampuan anda dalam spesialisasi tersebut. Namun dalam waktu bersamaan anda bercerita tentang kelebihan seseorang teman (B) yang kiranya mampu memegang tanggung jawab tersebut. Walhasil si (A) percaya dan bersedia memberikan tanggung jawab tersebut ke pada teman (B). Singkatnya, proyek tersebut berjalan karena telah mendapatkan orang yang berkompeten alias si (B). Si (A) berterima kasih dan menanamkan kepercayaan kepada anda karena telah bersedia menghubungkan dia ke pada si (B). Si (B) berterima kasih sebesar-besarnya ke pada anda dan berniat membalas jasa anda di lain kesempatan. Anda pun merasa senang telah berhasil menghubungkan si (A) dan (B). 

Secara tidak sadar banyak hal positif dari interaksi di atas yang dapat di petik :

• Timbulnya kepercayaan yang besar dari si (A) terhadap anda.
• Terjalinnya tali silahturahim (dalam bisnis link/network) antara si (A) dan si (B) sekaligus anda pastinya.
• Rasa berterima kasih yang berujung balas budi si (B), yach siapa tahu dapat hadiah marcedes,kan lumayan, hehehe. Tuch, bener ga’..!,upaya membanggakan orang lain terkadang memberikan manfaat tersendiri dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bisnis. Adapun mengenai hal tersebut agama juga menganjurkan untuk saling memberitahukan tentang sebuah nikmat yang kamu dapat (Qs Ad-Duha : 11 / “Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”). Me “sombong” kan orang sukses yang kamu dapat dari orang sukses sehingga menjadikan kita juga ikut sukses.

Sekali lagi kita ingatkan bahwa menceritakan kesuksesan orang lain itu dapat menjadikan anda ketularan sukses, minimal terbuka kesempatan untuk sukses. Loh, ga’ percaya. Semakin merajalelanya dunia komunikasi dan informasi maka semakin terbuka lebar kesempatan memanfaatkan hal tersebut menjadi ladang usaha. Belajar dari majalah Pengusaha yang yang memang memiliki konsep sederhana yakni “menceritakan kesuksesan pengusaha/eunterprener”. Saat ini penjualan Majalah Pengusaha semakin hari semakin meningkat (hal tersebut berlaku juga terhadap majalah-majalah lainnya/menjual informasi). Bukankah semakin banyak website/situs dan blog-blog pribadi yang menginformasikan kesuksesan-kesuksesan orang lain, di buka dan di baca sehingga “sang pemilik” mendapatkan keuntungan komersil. Juga bukankah itu bagian dari peluang usaha promosi ?!. Hayo.. Namun me “sombong” kan orang lain juga sudah seharusnya jangan berlebih-lebihan. Karena apapun itu kalau sifatnya berlebihan maka juga akan di larang. Makan aja ga’ boleh berlebihan, ya benar dong”?!.

No comments:

Post a Comment